Jumat, 29 Agustus 2008

Perlukah Cuci Usus?

Cuci Usus Perlu dilakukan!

Kalau Anda terbiasa menjejalkan bermacam-macam makanan "sampah" dan aneka zat kimia ke perut, usus bisa berkerak. Usus sekotor itu akan menghambat penyerapan zat gizi, sehingga mudah mengundang penyakit. Cuci usus atau urus-urus cara baru bisa menjadi alternatif untuk membersihkan alat cerna kita.

Seorang wanita berusia 44 tahun ,sebut saja Elisabeth, merasa kelebihan berat badan. Tinggi tubuhnya tak lebih dari 153 cm, tetapi bobotnya mencapai 64 kg. Tak mengherankan itu terjadi karena nafsu makan ibu tiga anak ini sulit dikendalikan. Meski merasa tidak percaya diri dengan kondisi itu, bila melihat bakso, pangsit, dan jajanan lain ia tetap saja tergiur.ketika mengetahui tentang teknik cuci usus yang ditawarkan sebuah klinik, ia langsung tertarik. Dokter mengatakan, colon hydritheraoy ini bisa membanti mengatasi masalahnya. Liz disarankan melakukanterapi itu du kali seminggu, sebanyak enam kali.

Usai pembersihan pertama, perutnya sudah terasa nyaman. Anhenya lagi, nafsu makannya tidak menggebu-gebu seperti dulu. Setelah dua kali pembersihan, berat badannya mulai turun sebanyak 4 kilogram.

Selain terapi cuci usus


dengan air seni, ia juga mengatur pola makan. Konsumsi sayur dan buah diperbanyak, sementara lemak dihindari. Hasilnya, badan Liz kembali langsing dan penampilannya pun jadi tampak lebih muda, seperti saat remaja. Wah bahagianya!

Tradisi dokter Belanda
Istilah colon hydrotherapy makin akrab di telinga kita akhir-akhir ini. Penggunaan teknik cuci usus ini tampaknya tambah marak. Di zaman penjajahan Belanda, menurut Prof. DR. Dr, Walujo Soerjodibroto, Sp.GK(K), MSc., para dokter dari negeri kincir angin sudah menjalankan terapi membersihkan usus rutin setiap tahunnya.

Mereka memakai brolak atau garam inggris untuk menguras ktooran dan racun yang mengendap di susu. Kaum awam pun akhirnya ikut memanfaatkannya.
Selain brolaks, kini makin banyak bahan yang bisa dipakai untuk obat urus-urus (cuci usus). Kalau Anda berselancar di itnernet untuk mencari bahan pencuci usus, akan menjumpai beragam tawaran produk alami.

Kebanyakan memang sudah dikemas dalam bentuk pil atau kapsul sebagai suplemen. Isinya tanaman yang bersifat laksatif (pencahar), misalnya lendir daun lidah buaya dan ekstrak biji pohon jarak.

Bahan lain yang telah dimanfaatkan adalah daun senna (Alezandrian senna atau Khartoum senna atau Cassia angustifolia Vahl, yang dikenal sebagai Tinnevelly senna. Daun ini mengandung tak kurang dari 2,5 persen hidroksiantrasena glikosida, dan bahan aktif utamanya antrakuinon glikosida. Bahan ini dijadikan obat pencuci perut karena zat aktifnya berefek mengurangi penyerapan cairan dan garam, menambah aktivitas peristaltik usus kecil dan usus besar, serta melunakkan tinja.

Bahan lain seperti ekstrak rizom dan akar dari Rheum officinale Baillon atau dari Rheum palmatum Linne (3-7,5%) yang juga digunakan sebagai obat pencuci perut dan memiliki efek utama seperti senna. Hasilnya tinja lunak dan kerja usus punjauh lebih enteng.

Usus sangat kotor
Menjamurnya program cuci usus dengan asupan ramuan herbal atau memasukkan cairan lewat anus, menurut Prof Walujo merupakan bentuk kesadaran bahwa perut orang sekarang tak lagi bersih dan sehat.

"Dari zaman batu sampai sekarang, menurut penelitian, struktur dan fungsi tubuh kecuali dalam hal ketegapan atau berkurangnya bulu-bulu tubuh," ungkap spesialis gizi dari Departemen Gizi Universitas Indonesia ini.

Itu artinya, organ tubuh menusia sebetulnya tidka bermasalah. Yang menyebabkan masalah adalah bahan-bahan yang dimasukkan ke dalam sistem pencernaan. Pola makan orang di zaman modern jelas jauh berbeda dengan nenek moyang kita di zaman batu.

Usus manusia didesain khusus untuk makanan jenis tumbuhan, bukang daging. Pada zaman berburu daging memang merupakan salah satu menu, tetapi tidak menjadi makanan pokok. "Itu makanan mewah karena tubuh seharian untuk menangkap seekor hewan. Cara mendapatkannya juga tidak mudah," ujar Prof Walujo.

Lagipula usus manusia cukup panjang. Kalau digelar, bisa seluas lapangan tenis. Berbeda dengan desain usus makhluk pemakan hewan yang pendek, sehingga bisa lebih cepat mencerna daging.

Selain daging yang mungkin berlebihan porsinya, tambahan asupan yang dicerna usus manusia pada zaman ini beragam. "Boraks dan formalin juga masuk ke usus kita," katanya.
Kelemahan menu modern adalah kurangnya bahan berserat, kurang hidrat arang sederhana dan olahan, dan yang jelas berlebihan lemak. Usus kita, menurut Prof. walujo sudah teracuni banyak zat. Itulah sebabnya cuci usus menjadi populer.

Ada batasannya
Prof. Walujo yang pernah mencoba colon hydrotherapy merekomendasikan cara-cara cuci usus yang saat ini diberlakukan. Masyarakat perlu disadarkan bahwa ususnya penuh kerak yang mengganggu penyerapan zat gizi. Ia juga mengingatkan bahwa cuci usus punya batasan pemakaian.

Pembersihan usus dengan bahan ebrsifat laksan seperti garam inggris atau tanaman tidak boleh dilakukan terus-menerus. "Sekalipun berasal dari bahan alami, tidak boleh digunakan berulang kali dalam jangka waktu pendek," kata dokter yang juga berpraktik RS Tebet, Jakarta Selatan ini.

Bahan-bahan pencuci perut ini sebaiknya digunakan dalam jangka waktu enam bulan sekali. Tekinik enema yang menggelontor usus dengan air lewat anus (colon hydrotherapy), juga haris mengikuti prosedur tertentu.

Penggunaan terus-menerus jsutri bisa merusak usus. "Anak rambut pada usus yang disebut fili bisa hilang dan ini akan mengganggu kemampuan penyerapan usus terhadap zat-zat gizi," ungkapnya.

Penampang usus semakin kecil dan makanan yang masuk bisa jadi langsung keluar tanpa sempat diserap. Cara alami dengan mengasup sayur dan buah setiap hari sangat dianjurkan. teknik cuci usus ini sebaiknya terus dilakukan. Bila perlu, hindari zat yang menimbulkan racun seperti pewarna, pengawet, penguat rasa dan lemak hewani.

Yang terpenting, tambah Prof Walujo. cuci usus hanya berlaku bagi mereka yang setiap hari mengasup makanan yang tidak aman bagi kesehatan. "Kalau pola makan dan gaya hidup sudah sehat, tidak perlu lagi cuci usus," ujarnya.

Mau model apa?
Ada beberapa metode cuci usus lagi, selain teknik enema. Contohnya dengan mengasuo garam inggris atau ramuan herbal yang bersifat pencahar. Teknik urus-urus atau cuci usus, dikatakan Prof.DR.Dr.Walujo Soerjodibroto, Sp.GK(K), MSc., mesti mengikuti aturan yang benar. Cukup dilakukan enam bulan sekali.

Alternatif lain yang bisa Anda pilih untuk menguras racun usus, yakni:
o Minum banyak air putih, misalnya 1,5 liter sekaligus setiap pagi.
o Menggunakan jus buah dan sayur sebagai menu utama. salah satunya mengonsumsi jus wortel selama tiga hari berturut-turut tanpa diimbangi pasokan nutrisi lain.
o Mengombinasi pasokan air putih dengan jus buah dan sayur, seperti bayam. Bahan-bahan itu dicampur lalu diblender dan dikonsumsi tanpa asupan makanan lain selama beberapa hari. Jadwalnya selang-seling, hari ini minum jus, besok air putih, dan lusa jus lagi.

Namun model ini tidak direkomendasikan oleh Prof. Daldiyono. Alasannya pasokan cairan, air putih atau jus, memang memaksa tubuh bekerja ekstra dalam memproduksi urin dan keringat yang diharapkan juga mengusung racun keliar, ia menilai metode ini malah menghilangkan mineral penting yang dibutuhkan tubuh karena zat itu akan lenyap bersama air seni dan keringat. "Anda akan keracunan air, istilahnya,"ungkapnya.

Sementara menurut Prof, Walujo terapi jus dan air ini hanya cocok bagi mereka yang berat badannya berlebihan. Bagi mereka tenaga cukup terpenuhi dari kelebihan lemak dalam tubuh. Namun, terapi itu pun tidak boleh dilakukan lebih dari empat hari. Makanan lain yang diatur sedemikian rupa tetap hars diasup.

Cuci usus yang paling mudah dan dijamin aman, menurut Prof walujo adalah mengonsumsi sayur dan buah dalam porsi banyak setiap hari, serta menghindari asupan makanan berlemak hewani. "Ya kalau makan setidaknya porsi sayuran segenggam besar tangan kita ini. Gado-gado bagus dikonsumsi, sayurnya cukup banyak, tetapi sambal kacangnya sedikit saja, Cara makannya seperti makan rujak. Sambal cukup dicocol," katanya.

Dr Sukarliono
Terapi Cuci Usus Sembuhkan Jantung Koroner


Minggu, 30 Oktober 2005
Gangguan penyakit tidak selalu disebabkan faktor dari luar tubuh, tetapi bisa juga dari dalam. Salah satunya adalah racun (toksin) dalam darah yang ditimbulkan oleh konsumsi makanan yang tidak sehat. Racun tersebut bisa menimbulkan gangguan kesehatan bila terus menumpuk dalam pembuluh darah. Pembuluh darah yang menyempit bisa menyebabkan stroke maupun jantung koroner.

Upaya pembersihan toksin dalam pembuluh darah bisa dilakukan dengan melakukan terapi cuci usus (colon therapy). Terapi tersebut telah lama digunakan untuk mereka yang mengalami gangguan pencernaan dan mereka yang ingin langsing. Namun, dalam perjalanannya, terapi cuci usus terbukti mampu meluruhkan toksin dalam tubuh sehingga mengembangkan fungsi organ tubuh kembali bugar.

"Selain melakukan terapi cuci usus, perlu juga diberi nutrisi esensial yang mungkin saja hilang saat terapi tersebut," kata dr Sukarliono yang mengembangkan metode pengobatan body & mind cleansing system yang terdiri dari terapi cuci usus, pemberian nutrisi tambahan serta pembersihan perekaman pola negatif.

Dr Karli-- panggilan akrab praktisi pengobatan kedokteran alami yang berpraktik di Jalan Dempo, Matraman, Jakarta Pusat itu percaya bahwa kesehatan tubuh berawal dari usus besar (colon) yang sehat. Pola makan dan pola hidup tak sehat akan menyisakan kerak yang menempel di dinding usus besar.

"Selama kerak dalam usus tidak dibersihkan, proses penyerapan toksin dan partikel protein akan berlangsung terus-menerus. Toksin dan partikel protein itulah yang akan masuk ke pembuluh darah dan membebani kerja lever sebagai pusat metabolisme yang bekerja membongkar semua sampah," ujarnya.

Lever adalah pusat detoksifikasi yang menetralisasi semua racun tubuh. Tanda bila fungsi lever menurun adalah kepala terasa berat, mudah lelah, lapar, mual, kembung, masuk angin, otot-otot terasa pegal, kram, kesemutan, rambut rontok, berat badan naik, kadar kolesterol dan asam urat naik.

Tanda-tanda itu harus diwaspadai karena akan menyebabkan timbulnya berbagai penyakit degeneratif. "Penyakit itu antara lain stroke, jantung koroner, tumor, kanker, gagal ginjal, perlemakan dan pengerasan lever, kencing manis, darah tinggi, dan penuaan dini" paparnya.

Kerak yang menempel di usus besar tak bisa dihilangkan hanya dengan minum obat pencahar atau pembersihan melalui oral. menggunakan terapi cuci usus (colon cleansing therapi untuk membersihkan kerak di dalam usus besar menggunakan media air dan selang kecil yang dimasukkan ke lubang dubur pasien.

Pelaksanaan terapinya sebagai berikut:

Setelah melepaskan pakaian dan menggantinya dengan sarung, pasien ditidurkan telentang di atas papan fiber, yaitu perlengkapan khusus untuk terapi cuci usus. Dibantu asistennya, ia memasukkan selang kecil (canula) melalui anus sepanjang 5 cm. Saat penahan selang air dilepas, air akan masuk ke dalam usus besar.

Ketika air mulai masuk, ia meminta pasien untuk menahan anus sehingga air tidak berbalik keluar. Langkah selanjutnya, ia meminta pasien merilekskan perutnya, dengan bernapas lebih dalam, agar air lebih jauh masuk ke seluruh usus besar.

Saat sudah tidak tahan dan merasa mau buang air besar, pasien diminta untuk melepaskan tahanan pada anus, sehingga air keluar. Setelah merasa lega, pasien diminta lagi menahan anus agar air tak keluar. Begitu seterusnya hingga air habis.

Setelah melalui proses itu, kotoran biasa akan keluar di hari pertama. Hari kedua tak keluar apa-apa. Hari ketiga dan seterusnya kerak akan keluar. Terapi ini harus dijalani pasien selama 7 hari berturut-turut, sehari dua kali terapi dengan jeda waktu minimal 6 jam.

Waktu yang diperlukan untuk sekali terapi 20-30 menit Selama terapi, pasien diberi suplemen yang diperlukamn untuk perbaikan sel-sel tubuh.

Selain toksin, kerusakan organ juga bisa disebabkan oleh ketenangan mental yang memicu pelepasan mediator kimia (adrenalin, kortisol) yang bisa mengganggu fungsi organ. Ketegangan terbentuk akibat pikiran negatif secara tidak sadar terpola dan terekam, sehingga otomatis menimbulkan refleks.

Kepada pasien dengan gejala seperti itu, dr Karli memberi terapi tambahan wajib berupa pemograman ulang pikiran bawah sadar atau mind cleansing. Ia percaya pikiran negatif bisa dibersihkan dari otak bawah sadar dengan pemograman ulang sehingga akan tercipta pola pikir positif.

Harapannya, akan tercipta ketenangan dan kedamaian. Kondisi tersebut akan melepas mediator kimia endorfing dan melatonin, hormon pertumbuhan yang berfungsi mempercepat perbaikan sel organ tubuh serta penyembuhan.

Dengan diiringi alunan musik instrumental, ia melakukan proses pemograman yang terdiri dari 3 bagian.

Pertama, rileksasi dan gelombang alfa. Pasien diminta rileks, mata terpejam, menarik napas dalam, membangun tempat kedamaian, dan mengendurkan otot.

Kedua, visualisasi dan imajinasi. Pasien diminta membayangkan keadaan yang diinginkan dengan melibatkan emosi. Ketiga, afirmasi atau autosugesti. Caranya, pasien diminta berafirmasi, misalnya aku positif saat ini, secara berulang-ulang.

Tentu saja waktu yang diperlukan untuk pemograman otak bawah sadar antara pasien satu dengan lainnya berbeda-beda karena keluhan dan gangguan yang berbeda-beda juga.

Keunggulan pemograman yang ia lakukan, menurutnya, pasien akan masuk ke dalam gelombang alfa dan meyakini potensi otak bawah sadar sebagai penyembuhan. Pasien memasukkan dan merekam pola baru di otak bawah sadar dengan selalu mengulang kata-kata singkat yang positif.

Paska terapi, secara khusus dr Karli mengingatkan pasiennya untuk selalu menurunkan racun tubuh serendah-rendahnya dengan menghindari zat adiktif, meminimalisasi pembusukan dan pembentukan kerak dengan banyak mengonsumsi serat, protein nabati, telur, dan ikan. Bila ingin daging ayam, cukup dikunyah-kunyah untuk diambil sarinya, lalu buang ampasnya.

Pasien juga dianjurkan mencukupi nutrisi esensial dengan minum jus buah, susu kedelai, suplemen (semisal biogreen, kromium, zinc, kalsium, dan magnesium), merendahkan potensi stres, selalu berpikir positif, rajin melakukan rileksasi, serta berolahraga minimal 3 kali seminggu.

Soal biaya untuk menjalani terapi dengannya, pasien diminta langsung menanyakan sendiri ke alamat praktiknya. (Tri Wahyuni)

Resiko terserang kanker Usus Besar (Kanker Colon) menjadi semakin tinggi dengan bertambahnya usia seseorang . Pada umumnya dunia kedokteran, berdasarkan data-data statistik, berpendapat ancaman terserang Kanker Usus Besar mulai terjadi pada usia 40 tahun keatas terutama bagi yang hidup dengan pola makan kehidupan modern.

Dengan meningkatnya usia seseorang' ancaman terserang kanker tersebut menjadi bertambah pula.

Pada saat sekarang terdapat cara yang canggih yang dapat mendeteksi bahaya serangan Kanker Usus Besar secara dini dengan tindakan Kolonoskopi.

Dengan menggunakan alat Colonoscope, seorang Dokter Ahli dapat memeriksa seluruh dinding Usus Besar dengan teliti untuk mendeteksi adanya tumor ataupun polip yang bila dibiarkan dengan berjalannya waktu bisa berubah menjadi tumor ganas (Kanker). Di negara-negara maju pemeriksaan Kolonoskopi ini sangat dianjurkan sebagai bagian dari uji kesehatan (Check Up) untuk yang berusia diatas 40 tahun dan terutama yang berusia lebih dari 50 tahun untuk dilakukan setiap 3-5 tahun sekali. Dengan dapat terdeteksi secara dini, dapat diambil tindakan sebelum tumor ganas tersebut menyebar yang dapat membahayakan kehidupan seseorang (kematian), karena seperti diketahui, biasanya apabila keluhan telah timbul dan dirasakan oleh seseorang, tumor telah berada pada fase lanjut dan sulit disembuhkan.

Sebaiknya apabila adanya tumor ganas dapat dideteksi pada fase dini, biasanya nyawa penderita dapat diselamatkan dengan tindakan operasi maupun dengan pengobatan lainnya.

Jika ada yang ingin membersihkan usus dengan cara seperti itu silahkan menghubungi

RUMAH SAKIT MEDISTRA

Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 59 Jakarta Selatan 12950

Telp: 521-0200 Ext. 105, 106 - Fax: 521-0184

Tapi berapa yang harus dibayar untuk pembersihan usus itu? Apakah proses coloning usus menjangkau masyarakat kecil dan menengah?

Silakan baca informasi berikutnya…

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com